Berikut ini adalah Asuhan Keperawatan atau Askep Tumor dan Ca Mammae dari berbagai sumber yang dirangkum secara singkat.
A. Pengertian Tumor dan Ca Mammae
Tumor adalah sel yang tumbuh secara abnormal dan tidak memiliki fungsi fisiologis tertentu. Pertumbuhan sel dan jaringan ini berlangsung terus-menerus dan tak terkendali hingga akhirnya menimbulkan benjolan pada permukaan tubuh. Tumor tidak merusak sel dan jaringan lain. Hanya sebatas meninggalkan benjolan atau gumpalan pada lokasi dimana tumor itu tumbuh.
Namun, jika sel tumor itu mengalami perubahan sifat menjadi destruktif dan invasif, maka akan sangat membahayakan tubuh. Sel tersebut berubah menjadi sel kanker yang tidak dapat dikendalikan pertumbuhan dan penyebarannya. Sel kanker dapat menyebar ke seluruh tubuh dan merusak jaringan normal yang dilewatinya. Sel kanker disebut juga tumor ganas.
Begitu pula dengan tumor mammae atau tumor pada payudara. Jika tidak ditangani segera, tumor tersebut berpotensi besar untuk berubah menjadi kanker payudara (ca mammae). Setelah merusak jaringan di dalam payudara, sel kanker tersebut akan menyebar ke paru-paru, hati, kelenjar getah bening, tulang, kulit, dan akhirnya ke seluruh tubuh. Jika sudah demikian, akan sangat sulit untuk dihentikan penyebarannya.
B. Etiologi Tumor dan Ca Mammae
Belum ditemukan sebab spesifik, hanya sebatas faktor penunjang yang dapat meningkatkan potensi terjadinya tumor dan kanker payudara, yakni sebagai berikut:
- faktor genetik dan keturunan
- faktor hormonal, seperti penggunaan estrogen yang berlebihan
- memasuki usia lanjut
- obesitas, dikaitkan dengan kadar estrogen yang tinggi pada wanita obes
- pemakaian kontrasepsi oral dalam kurun waktu yang panjang
- paparan radiasi
- konsumsi alkohol
C. Patologi Tumor dan Ca Mammae
Sel tumor mengalami perubahan secara biokimia terutama pada inti selnya. Perubahan itu menghasilkan sel kanker yang pertumbuhanya tidak bisa dikendalikan dan bersifat ganas, invasif, dan destruktif. Sel tersebut akan masuk, mengganggu, dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
Jika sel kanker menginvasi paru-paru, maka akan mempengaruhi sistem ventilasi tubuh. Jika yang diserang adalah tulang, dapat mengakibatkan fraktur fisiologis. Sedangkan jika menjangkiti otak, akan menyebabkan gangguan persepsi sensori.
Ada 4 fase hidup kanker di dalam tubuh, yakni:
- Fase Induksi: berlangsung selama 15-30 tahun, di mana tubuh mendapat paparan dan kontak dengan karsinogen dalam jangka waktu yang lama. Keparahan kanker ditentukan oleh jumlah, sifat, dan lama paparan, serta ketahanan tubuh seseorang yang terpapar.
- Fase In Situ: berlangsung selama 1-5 tahun, akan terbentuk lesi pre-cancerous pada serviks uteri, paru-paru, rongga mulut, saluran cerna, kandung kemih, sampai pada payudara.
- Fase Invasi: sel ganas mengalami pertumbuhan yang cepat dan tak terkontrol, kemudia menyebar ke jaringan, peredaran darah, dan saluran limfe.
- Fase Diseminasi: berlangsung selama 1-5 tahun, sel kanker meluas hingga ke organ dan akhirnya menjangkiti hampir seluruh tubuh.
D. Manifestasi Klinis Tumor dan Ca Mammae
Pada masa-masa awal pertumbuhan tumor, gejala sulit dideteksi, sehingga kasus ini biasanya baru diketahui setelah muncul benjolan yang sudah menjolok dan bisa diraba. Tanda-tanda fisik yang biasa ditemui adalah:
- terbentuknya massa utuh atau jaringan yang tidak biasa, sifatnya kenyal, muncul di payudara atau sekitarnya (misalnya, di bawah lengan)
- penderita merasakan nyeri di tempat massa tersebut
- lekukan pada permukaan payudara dan kulit yang berada di atas tumor menjadi seperti kulit jeruk
- lepasnya papilla mammae
- puting susu mengeluarkan cairan yang tidak normal, bahkan bisa mengeluarkan darah
E. Pemeriksaan Tumor dan Ca Mammae
Pemeriksaan laboratorium dapat ditempuh melalui tes sel darah, laju endap darah, tes faal hati, tes tumor marker dalam serum dengan Carsino Embrionic Antigen (CEA), dan pemeriksaan sitologi.
Sedangkan pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan mammografi untuk mendeteksi tingkat keganasan tumor yang tidak teraba, foto roentgen, USG untuk menginterpretasikan hasil mammografi, MRI, dan PET (Positive Emission Tomography) untuk mendeteksi persebaran sel kanker dalam tubuh.
Selain itu, pemeriksaan Biopsi juga dapat dipakai untuk diagnosis Tumor dan Ca Mammae. Pemeriksaan histologi ini dilakukan dengan mengangkat jaringan dari massa payudara yang terjangkit tumor untuk ditentukan tingkat keganasannya.
F. Penatalaksanaan Tumor dan Ca Mammae
Penatalaksanaan Bedah:
- Mastektomi Parsial (mengeksisi tumor lokal). Diawali dengan lumpektomi untuk mengangkat jaringan yang terjangkit tumor atau kankerm kemudian dilanjutkan dengan kuadranektomi yaitu pengangkatan seperempat payudara.
- Mastektomi Total: mengangkat seluruh payudara beserta kelenjar limfe di lateral otot pektoralis minor.
- Mastektomi Radikal: mengangkat payudara, otot pektoralis mayor dan minor, dan seluruh isi aksilanya.
- Penyinaran pada payudara dan kelenjar linfe regional atau pada jaringan lain yang sudah terserang kanker.
- Kemoterapi: merupakan terapi adjuvan sistemik khususnya setelah dilakukan pembedahan. Contoh: kombinasi penggunaan cyclophospamide, methotrexate, flouracil, dan adriamycin.
- Terapi Hormon: antiestrogen, androgen, prostaglandin, tamoksifen, dsb.
G. Fokus Pengkajian Tumor dan Ca Mammae
Beberapa hal yang perlu dijadikan fokus kajian adalah sebagai berikut:
- Keluhan utama: biasanya benjolan yang menekan payudara, terasa nyeri, kulit di sekitarnya merah dan keras, disertai bengkak.
- Riwayat kesehatan: apakah ada riwayat ca mammae sebelumnya, pernahkah sakit dada hingga dilakukan penyinaran pada bagian dada, riwayat kanker lain yang pernah atau sedang dialami yang bisa menjadi faktor pendukung terjadinya tumor dan ca mammae seperti kanker serviks, lalu identifikasi juga riwayat kesehatan keluarga.
- Kondisi fisik: benjolan dan kulit menyerupai kulit jeruk
- Nutrisi: diet yang buruk, anoreksia, muntah, berat badan menurun, dan ada riwayat asupan MSG dalam jumlah banyak di masa lampau.
- Aktivitas: kondisi fisik melemah, gangguan pada pola tidur dan sulit beristirahat.
- Reproduksi: gairah seks melemah
- Persepsi diri: minder, malu, dan stress
H. Masalah dan Intervensi Keperawatan Tumor & Ca Mammae
Dalam proses keperawatan, kemungkinan akan ada masalah yang terjadi, seperti berikut ini:
Nutrisi Kurang: biasanya setelah dilakukan bedah, pasien mengalami anoreksia, mual, dsb. Hal ini dapat dilakukan intervensi:
- deteksi alergi makanan pada pasien
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan pola makan, jumlah kalori, dan nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien
- menyarankan untuk konsumsi zat besi, protein, dan vitamin C
- kontrol berat badan pasien secara berkala
Kecemasan Berlebih: rasa cemas dan gangguan psikis lainnya dapat muncul saat diagnosis, sebelum, selama, dan sesudah pengobatan. Intervensi yang dapat dilakukan:
- mendukung psikologis pasien dengan memberi harapan kesembuhan
- memberi informasi yang sesuai dan seimbang tentang penyakit yang sedang pasien alami
- melatih pasien untuk melakukan relaksasi diri
- bekerjasama dengan keluarga pasien untuk memberi dukungan moril dan pendampingan setiap saat
- mendengarkan keluh kesah pasien dengan sabar
Nyeri: bisa nyeri karena aktivitas kanker itu sendiri, atau nyeri selama dan setelah pengobatan dan pembedahan. Lakukan intervensi berikut:
- mengkaji nyeri: karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri
- menangani nyerinya dengan farmakologi, non-farmakologi, dan psikologis
- melatih relaksasi dan memberi distraksi untuk mengurangi sensasi nyeri
Pendarahan Berlebih dan Hilang Cairan: umumnya terjadi karena operasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan:
- memonitor status hidrasi pasien
- menjaga tingkat hemodinamiknya agar tetap normal
- memberikan cairan pengganti melalui intravena
- menangani pendarahan selama operasi
Demikian rangkuman Asuhan Kesehatan atau Askep Tumor dan Ca Mammae. Semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk memberikan komentar dan usulan untuk perbaikan blog ini. Terutama bagi Anda yang memiliki kompetensi profesional di bidang ini. Terimakasih
terimakasih banyak udah share... :)
BalasHapus